Frekuensi Bunyi
Frekuensi
Bunyi
Suara
atau bunyi yang kita dengar adalah hasil dari sebuah benda yang bergetar atau
digetarkan. Benda yang digetarkan ini kemudian akan mendorong udara
disekitarnya akibat dari getarannya yang kemudian getaran tersebut menjadi
gelombang suara yang kemudian sampai ke telinga kita. Berapa kali dalam 1 detik
benda tersebut bergetar itulah yang disebut dengan frekuensi bunyi. Satuan dari
frekuensi adalah Hertz(Hz),yang mana nama ini diambil dari nama seorang
fisikawan Jerman yaitu Heinrich Rudolf Hertz.
Jadi definisi
Jadi definisi
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dihasilkan oleh
suatu benda dalam satu detik.
Secara
sederhananya bila benda tersebut bergetar 1 kali dalam 1 detik, maka kemudian
kita akan mengatakan frekuensinya adalah 1 Hz. Dan bila benda tersebut bergetar
10 kali dalam 1 detik maka kita bisa mengatakan frekuensinya adalah 10 Hz. Dan
bila benda tersebut bergetar 1000 kali dalam 1 detik maka kita bisa mengatakan
frekuensinya adalah 1000 Hz atau 1 kHz, dan begitu seterusnya.
Rentang
Frekuensi Yang Sanggup Didengar Oleh Manusia
Telinga
manusia sanggup mendengar dari 20 getaran per detik hingga 20.000 getaran per
detik atau 20 Hertz – 20.000 Hertz(20Hz-20kHz), yang dikenal dengan istilah Human Ear Frequency Range, atau
dalam bahasa Indonesia kita mengenalnya dengan rentang frekuensi bunyi yang
sanggup didengar oleh telinga manusia. Diluar 20 hingga 20.000 getaran dalam 1
detik telinga manusia tidak sanggup mendengarnya, jadi walaupun ada bunyi yang
terjadi dan mempunyai frekuensi bunyi 30.000 Hz(30kHz), telinga kita tidak akan
mendengar apapun, seolah-olah tidak ada bunyi, namun bila kita ukur dengan
alat, akan terlihat bahwa ada sebuah bunyi yang berfrekuensi 30.000 Hz. Bunyi
dibawah 20 Hz disebut juga dengan sebutan Frekuensi
Infrasonic dan bunyi yang diatas 20.000 Hz disebut juga dengan
sebutan Frekuensi Ultrasonic.
Oscilloscope
– Alat Untuk Memetakan Frekuensi
Bunyi
merambah secara tiga dimensi, namun untuk memudahkan kita untuk mengerti
mengenai frekuensi bunyi, kita dapat menggunakan sebuah alat yang disebut
dengan oscillope yaitu alat yang
berfungsi untuk mengamati bentuk gelombang dari sebuah sinyal elektrik. Nah
walau sebenarnya suara merambat secara tiga dimensi, namun kalau kita melihat
grafik dari oscilloscope maka kita akan melihatnya secara 2 dimensi, untuk
memudahkan kita. Sebuah gelombang suara, jika dipetakan menggunakan
oscilloscope akan tampak seperti dibawah ini..
Gambar
diatas adalah gambar dari sebuah gelombang suara atau sinewave yang dipetakan
ke dalam dua dimensi. Dan kalau kita lihat dari titik a ke titik b, itulah yang
disebut dengan satu panjang gelombang, dimana dalam satu panjang gelombang
selalu terdapat sebuah gunung dan sebuah lembah. Dan kalau kita lihat dari
gambar diatas, berarti terdapat dua buah panjang gelombang, jadi dalam hal ini
frekuensi bunyinya adalah 2 Hz.
Dari
gambar pemetaan dari oscilloscope ke dalam dua dimensi tersebut kita juga dapat
melihat, bahwa semakin tinggi sebuah frekuensi bunyi, misalkan kita ambil
frekuensi bunyi 10kHz, maka semakin banyak pula getaran yang dihasilkan dalam
satu detik dan semakin rendah sebuah frekuensi, katakanlah kita ambil frekuensi
200 Hz, maka akan lebih sedikit getaran yang dihasilkannya dalam 1 detik,
dimana kalau kita ambil dari contoh diatas, untuk frekuensi 10kHz, berarti
benda tersebut telah bergetar sebanyak 10ribu kali dalam 1 detik, sementara
untuk frekuensi 200Hz, berarti bahwa benda tersebut hanya bergetar sebanyak 200
kali dalam 1 detiknya.
Mari
kemudian kita lihat pada gambar dibawah ini..
Nah
dari gambar diatas dapat kita lihat, ada 3 buah frekuensi dengan panjang
gelombang yang berbeda-beda, dimana sinewave a) mempunyai satu getaran dalam 1
detik, sinewave b) mempunyai 3 buah getaran dalam 1 detik, sinewave c)
mempunyai 5 buah getaran dalam 1 detik. Jadi kalau begitu sinewave a) merupakan
sinewave dengan frekuensi paling rendah dibandingkan sinewave b) ataupun
sinewave c). Banyaknya getaran per detik yang dihasilkan dari getaran sebuah
benda juga menjadi penentu nada dari sebuah bunyi, dimana semakin sedikit
jumlah getaran maka nadanya akan semakin rendah dan semakin banyak jumlah
getaran maka nadanya pun akan semakin tinggi.
Frekuensi
Fundamental dan Frekuensi Harmonik
Mengenai
frekuensi bunyi ini ada hal lain yang perlu untuk teman-teman sekalian ketahui.
Ada yang namanya frekuensi
fundamental, atau frekuensi yang menentukan nadanya, dan juga frekuensi harmonik atau
frekuensi yang mengikuti nada dasarnya. Frekuensi harmonik ini yang berpengaruh
kepada warna dari sebuah nada, atau yang kita kenal dengan istilah timbre. Seperti misalnya kita
memainkan not A(440 Hz) pada sebuah gitar lalu kita juga memainkan not A(440
Hz) pada piano, walaupun nada dan frekuensinya sama namun kita bisa membedakan
mana not A yang berasal dari gitar dan mana not A yang berasal dari piano.
Mengapa? Karena warna nada gitar dan piano ini sangat berbeda, nah inilah yang
disebut dengan frekuensi harmonik. Frekuensi harmonik ditentukan oleh getaran
dari body gitar yang dipengaruhi oleh kayu apa yang dipakai, kelembaban
kayunya, dll.
Kemudian
rentang frekuensi yang dapat didengar oleh manusia ini pun dapat kita bagi-bagi
lagi untuk memudahkan kita didalam mengidentifikasinya, dimana biasanya kita
menggunakan kata-kata sepertilow, mid, dan high. Nah dibawah ini saya akan
sedikit menjabarkan mengenai rentang ini :
- High – frekuensi diatas 3.5kHz
- Mid – frekuensi antara 250Hz dan
3.5Hz
- Low – frekuensi dibawah 250Hz
Dan
bila kita ingin lebih spesifik lagi didalam mengidentifikasi frekuensi ini
sehingga nantinya akan memudahkan kita didalam mengenali masing-masing
frekuensinya, karena kita wajib untuk mengenalinya bila kita merupakan seorang
sound engineer, yaitu :
- Brilliance – frekuensi diatas 6kHz
- Presence – frekuensi antara
3.5-6kHz
- Upper Midrange – frekuensi antara
1.5-3.5kHz
- Lower Midrange – frekuensi antara
250Hz-1.5kHz
- Bass – frekuensi antara 60-250Hz
- Sub Bass – frekuensi dibawah 60Hz
Komentar
Posting Komentar